Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin Lepas Pengiriman 16 Ton RDF Sampah dari Kota Cimahi

- 22 April 2024, 16:57 WIB
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin melepas pengiriman perdana RDF di Kota Cimahi
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin melepas pengiriman perdana RDF di Kota Cimahi /Humas Jabar

SUMEDANG BAGUS -- Pada perngingatan Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April, Kota Cimahi mengirimkan secara perdana 16 ton refused derived fuel (RDF) yang terbuat dari sampah dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Santiong, ke sebuah pabrik di Kabupaten Bogor. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin pun turut mengantar pengiriman perdana RDF tersebut pada Senin 22 April 2024.

RDF tersebut secara perdana dikirimkan ke PT Indocement, yang merupakan pabrik semen di Kabupaten Bogor. Bey pun mengapresiasi pengirman RDF tersebut karena tepat pada peringatan Hari Bumi Sedunia 22 April, Jabar dapat memberikan aksi nyata yang signifikan untuk menyelamatkan bumi.

Baca Juga: Bey Machmudin Berpesan agar Bandung bjb Tandamata Jaga Kekompakan dan Sportivitas di Proliga 2024

"Hari ini pengelolaan sampah yang baik itu telah ditunjukkan oleh TPST Santiong, dan telah menjadi pusat inovasi pengelolaan sampah dengan teknologi canggih dan pengolahan berkelanjutan," ujar Bey Machmudin.

Menurut Bey, TPST Santiong Cimahi berhasil mengurangi ketergantungan terhadap TPA Sarimukti yang memang sudah melebihi kapasitas. TPST Santiong merupakan infrastruktur pengolahan sampah di DAS Citarum kawasan Bandung Raya yang masuk program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP).

"TPST banyak tapi yang terpadu betul dan diolah sampai menjadi RDF baru TPST Sentiong yang pertama di Jawa Barat. Saya berharap hal ini dicontoh dan jadi penyemangat kabupaten dan kota lainnya," harapnya.

TPST Santiong dikembangkan dengan pendekatan ekonomi sirkular. Melalui RDF, sampah dikonversi menjadi sumber energi yang memiliki nilai ekonomi. Dengan begitu, pengolahan sampah di TPST Santiong terus berkelanjutan. RDF juga mendorong konsep green industry yang saat ini mulai banyak diterapkan oleh banyak pabrik di Indonesia.

Selain mengolah sampah plastik jadi RDF, TPST Santiong juga mengolah sampah organik menggunakan magot (magotisasi). Magot yang dikembangbiakkan untuk mengurai sampah di TPST Santiong jenis black soldier fly, selain menjadi pupuk kompos, larva tersebut juga dapat dijadikan pakan ternak.

Bey Machmudin berupaya terus mencari rumusan terbaik terkait pengelolaan sampah agar bisa  bernilai ekonomi sekaligus ramah lingkungan. Bey pun mengingatkan agar semua pihak tidak cepat berpuas diri dan tetap konsisten mengolah sampah secara mandiri. "Kita harus mengolah sampah dari hulu dari rumah, itu yang penting," ucapnya.

Halaman:

Editor: B. Hartati

Sumber: Humas Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x