SUMEDANG JABAR -- Viralnya kasus penelantaran 40 ODGJ asal Kabupaten Bandung yang dititipkan di sebuah yayasan di Cilacap ditanggapi Kepala Dinas Sosial Jabar yang hari ini baru dilantik menjadi Pj Wali Kota Banjar, Ida Wahida. Menurut Ida, sebetulnya sudah ada MOU antara Dinsos dan Satgantar Kabuoaten Bandung dengan yayasan di Cilacap tersebut. Namun usulan anggarannya belum terealisasi.
Ida mengungkapkan, oknum satgantar yang nemungut biaya terhadap keluarga ODGJ tersebut pun tengah ditelusuri Dinsos Kabupaten Bandung untuk diserahkan ke aparat karena termasuk kategori pungli. Hal itu berdasarkan pernyataan pemilik yayasan di Cilacap, jika keluarga ODGJ itu ditarik biaya sebesar 3 juta hingga 15 juta rupiah, namun uang tersebut tidak pernah sampai ke pihaknya.
Baca Juga: Mendapat Keluhan, Dinas Sosial Jawa Barat Kirimkan Bantuan ke Panti Rehabilitasi ODGJ di Cilacap
Ia pun menyadari kekurangan Jabar yang tidak memiliki panti untuk penanganan ODGJ. Karenanya, saat ini tengah dibangun panti di desa sakurjaya Sumedang. Panti berkapasitas 80 orang tersebut baru 70 persen pembangunannya.
"Kelemahan Jabar belum punya panti untuk penanganan ODGJ. Karenanya, saat ini, sedang bangun panti di Desa Sakurjaya Kabupaten Sumedang. Sudah 70 persen selesai. Kapasitas sementara 80 orang, tapi saya inginnya nanti bisa muat 500 orang lebih," ujar Ida
Hari ini, ke-40 ODGJ tersebut tengah dijemput Dinsos Kabupaten Bandung untuk dipindahkan ke Rumah Singgah di Baleendah. Untuk pengurusan di Baleendah, Ida menyatakan akan menggunakan anggaran dari Kabuoaten Bandung yang nantinya akan dibantu Dinsos Jabar dengan mengajak Baznas dan komunitas lainnya.
"Biaya dari kabupaten. Tapi, kami juga akan mengajak Baznas atau komunitas lain. Dinkes juga RSJ siap membantu apabila ada pemulangan dari Cilacap," tuturnya.
Dinsos Jabar telah mengirimkan bantuan makanan dan uang senilai 25 juta rupiah untuk menggantikan penanganan ke-40/ODGJ tersebut ke yayasan di Cilacap. Selain yayasan tersebut, Dinsos pun bekerjasama dengan 36 Lembaga kesejahteraan sosial di masyarakat Jabar untuk penanganan ODGJ.
Sementara itu, Satgantar di Kabupaten Bandung yang terlibat kasus tersebut, dikabarkan sudah dibubarkan seminggu sebelum kasus ini viral.***