Network
SUMEDANG BAGUS -- Kasus monkeypox atau yang sering disebut cacar monyet mulai nerambah ke Kota Bandung. Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung telah nenerima seorang pasien terduga monkepox atau mpox Selasa pekan lalu. Pasien nerupakan laki-laki berusia 36 tahun dan tinggal di Kota Bandung.
Setelah mengambil sampel cairan dari beberapa bagian tubuh pasien hingga darah, pihak RSHS pun langsung memeriksakannya ke laboratorium. Menurut Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS, dr. Yovita Hartantri, Sp.PD-KPTI, hasilnya baru diterima Jumat 27 Oktober 2023. Pasien tersebut dinyatakan positif mpox.
Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan Untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Dokter Yovita menyatakan, pasien tersebut verada dalam kondisi stabil meski memiliki banyak lesi di tubuhnya. Menurunya, tidak terjadi gangguan fungsi organ tubuh pada pasien sehingga tim dokter tidak memberikan obat antivirus bagi pasien.
"Kami bersama dengan dokter ahli penyakit dalam menangani kasusnya hanya dengan memberikan obat-obat cognital dan obat-obat simtomatik. Jadi, pasien merasa nyeri dan juga gatal jadi kami hanya memberikan pereda. Untuk antivirus hanya diberikan pada mereka yang dalam kondisi berat," ujarnya.
Dokter Yovita menambahkan, penyakitmpox mirip dengan cacar air,namun ada beberapa perbedaan. Mpox memiliki gejala awal demam dan bermunculannya tonjolan berisi cairan pada tubuh pasien. Tapi, berbeda dengan cacar air, tonjolan pada orang yang terinfeksi mpox bisa sampai telapak tangan. Tonjolan tersebut berangsur-angsur muncul dalam waktu 2 minggu.
Tonjolan pada cacar air biasanya ada beragam bentuk, sedangkan pada mpox, tonjolan tersebut biasanya berbentuk serupa terkumpul di satu bagian tubuh pasien. Penderita mpox pun biasanya memiliki gejala pembesaran pada kelenjar getah beningnya.
Yovita pun mengungkapkan, Monkeypox atau mpox merupakan penyakit mematikan. Hal tersebut karena mpox bisa menyerang organ dalam seperti ginjal.
Mpox bisa menular lewat kontak erat dengan pasien dari lesi atau cairan tubuh, melalui benda-benda yang sudah tetinfeksi, ataupun juga melalui pernafasan. "Penyakit ini busa nenjadi berat umumnya pada anak-anak, ibu hamil, dan orang-orang yang punya penyakit lain misalnya hiv," kata Dokter Yovita.
