Sekelompol Monyet Berkeliaran di Permukiman Warga, Ini Analisis Ahli dari ITB

1 Maret 2024, 07:10 WIB
Sekelompok Monyet Berkeliaran di Permukiman Warga /itb.ac.id

SUMEDANG BAGUS -- Baru-baru ini, banyak monyet berkeliaran di permukiman warga Kota Bandung, diantaranya di kawasan Sukaluyu dan Dago Kota Bandung.  Ketua Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), Ganjar Cahyadi, S.Si., mengungkapkan, terdapat 3 kemungkinan penyebab monyet ekor panjang berkeliaran atau turun ke permukiman warga di Kota Bandung pada Rabu 28 Februari 2024.

Hingga Kamis 29 Februari 2024, kawanan monyet tersebut masih terlihat di permukiman warga Kota Bandung dan areal lainnya. Mereka berpindah-pindah dari genting, kabel, hingga memasuki area luar rumah warga.

Baca Juga: Ini Analisis dan Rekomendasi Badan Geologi Soal Semburan Lumpur di Bojonegoro

Ganjar Cahyadi mengatakan, terdapat 3 kemungkinan penyebab monyet turun ke permukiman warga di Kota Bandung. "Pertama, kelompok monyet tersebut merasakan ada tanda bahaya dari alam sehingga menjauh dari habitatnya," ujarnya.

Jarak waktu terjadinya bencana dari berpindahnya hewan tersebut biasanya relatif cepat. Hal itu karena primata tersebut memiliki insting yang lebih kuat.

"Biasanya bencana tidak akan terlalu lama (dari kepergian mereka dari habitatnya). Namun, jika tidak ada kejadian bencana, penyebabnya mungkin hal lain," katanya.

Ganjar pun mengungkapkan 2 penyebab lainnya, yaitu: penyebab kedua, mungkin hewan tersebut  mencari makan ke tempat lain karena di tempat sebelumnya sumber daya makanan menipis sementara populasinya banyak. Penyebab ketiga, mungkin adanya kompetisi dengan kelompok monyet lainnya.

Beliau mengatakan, hewan tersebut membentuk kelompok-kelompok. Biasanya satu jantan mengetuai satu kelompok. Apabila penyebabnya adalah kompetisi antar kelompok, satu kelompok yang kalah akan menghindari kawasan sebelumnya. "Bisa jadi kawasan perkotaan itu dianggap 'kosong' atau tidak dikuasai oleh kelompok lain," tuturnya.

Hal tersebut dapat terjadi karena monyet ekor panjang memiliki tingkat kemampuan adaptasi yang lebih tinggi daripada primata lainnya. Oleh karena itu, pergerakannya cenderung bebas hingga ke area permukiman. Mereka pun dapat bergerak dengan bebas di perkotaan meski tidak ada vegetasi sehingga dapat naik ke genteng, kabel, dan sebagainya.

Apakah Monyet Ekor Panjang Mengancam Manusia?

Ketika monyet ekor panjang memasuki permukiman, beliau mengimbau warga agar tidak mengganggu, menyudutkan, atau memberi makan mereka. Hal ini dilakukan agar hewan tersebut tidak mengalami perubahan perilaku yang mengancam manusia.

"Jika diberi makanan, monyet bisa jadi tidak takut lagi kepada manusia. Bahkan sebaliknya meminta-minta makanan hingga pergeseran perilaku seperti 'mencuri'. Misalnya, ketika ada warga yang membawa tentengan, mereka mengejar karena mengira itu makanan," ujarnya.

Selama tidak mengganggu dan membahayakan seperti menyakar atau menggigit, warga diimbau untuk membiarkan saja hewan tersebut. "Meski mereka primata arboreal (primata yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan), mereka pun bisa juga berpindah di atas tanah bahkan bisa juga berenang. Karena itu, jika diberi ruang seperti diberi makan, diganggu, dan disudutkan, khawatirya akan mengubah perilakuknya sehingga lebih mengancam manusia," tuturnya.

Setelah ke Permukiman Warga, Akankah Monyet Ekor Panjang Kembali ke Habitatnya?

Beliau mengatakan, ketika hewan tersebut tidak menemukan kondisi ideal untuk tinggal di perkotaan, mereka akan kembali lagi ke tempat asalnya. "Karena secara alami mereka tinggalnya di sana, tidak di sini (permukiman warga)," katanya.

Namun, untuk penyebab pastinya, kata beliau, perlu dilakukan pengecekan langsung. Beliau pun sudah berdiskusi dengan pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang menangani kasus tersebut dan saat ini tengah dilakukan pengecekan.

Jika terjadi situasi yang mengancam, beliau mengimbau warga agar melaporkan hal tersebut kepada pihak terkait. Pihak terkait tersebut salah satunya BBKSDA Jabar. Dengan begitu situasi tersebut dapat segera ditangani.***

Editor: B. Hartati

Sumber: itb.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler