Tips Waktu yang Tepat Untuk Berinvestasi

- 15 Januari 2024, 20:21 WIB
Ilustrasi jenis investasi /pexels.com
Ilustrasi jenis investasi /pexels.com /

SUMEDANG BAGUS -- Jika sudah memiliki penghasilan, baik dari bekerja ataupun berwirausaha, biasanya sebagian besar orang membuka rekening tabungan di bank. Hal itu agar penghasilan yang diperoleh bisa tersimpan dengan baik untuk keperluan di masa depan. 

Selain untuk biaya hidup, penghasilan yang diterima harus ada yang disisihkan dalam bentuk tabungan. Hal itu agar, tidak seluruh penghasilan yang ada di rekening bank tersebut dihabiskan untuk biaya hidup dan membiayai gaya hidup.

Baca Juga: Realisasi Investasi Jabar Terus Tunjukkan Tren Positif

Saat tabungan yang diperoleh semakin besar, sebagian orang pun mulai berpikir untuk mengembangkan dananya dalam bentuk investasi. Lalu, kapan investasi bisa disisihkan? Jawabannya adalah ketika nilai tabungan yang diperoleh telah mencapai 3 hingga 6 kali biaya hidup bulanan, atau telah mampu memenuhi kebutuhan dana darurat.

Dengan adanya tabungan dan investasi, jika suatu ketika terjadi musibah yang tidak diinginkan, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun terjadi kegagalan bisnis, maka kita masih memiliki tabungan yang dapat digunakan sebelum mendapatkan pekerjaan baru, atau memulai berbisnis kembali.

Syarat lainnya yang perlu dipenuhi sebelum memulai berinvestasi yaitu kita perlu menyisihkan sebagian dana yang kita miliki untuk membeli asuransi atau proteksi, salah satunya asuransi kesehatan. Jika kita tidak mendapatkan asuransi kesehatan dari tempat kerja, kita dapat membeli asuransi kesehatan swasta atau membayar asuransi yang dikelola pemerintah, yaitu BPJS. Oleh karena itu, jika terjadi risiko sakit atau meninggal dunia, kita tidak perlu lagi untuk menggunakan tabungan atau menjual aset yang dimiliki untuk membiayai kebutuhan hidup.

Kepala Kantor BEI Jawa Barat, Achmad Dirgantara mengatakan, "Pada dasarnya, investasi merupakan bentuk penanaman modal dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Terdapat berbagai cara dan variasi instrumen untuk berinvestasi yang risiko dan imbal hasilnya telah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang."

Apakah tujuan utama dari berinvestasi? Achmad menuturkan, setiap orang pasti memiliki tujuan jangka panjang agar kehidupannya menjadi lebih baik di masa depan, misalnya memiliki perencanaan keuangan untuk menikah, membangun rumah, membiayai sekolah anak, traveling, dan lain sebagainya. Kemudian, setelah menentukan tujuan, barulah kita mulai berinvestasi.

"Mengapa tidak cukup dengan menabung saja? Perbedaan utama antara berinvestasi dan menabung adalah nilai uang yang kita miliki. Dengan menabung, uang kita lama kelamaan akan tergerus oleh inflasi sehingga membuat nilai uang kita menyusut seiring waktu. Sementara itu, dengan berinvestasi kita dapat menjaga nilai uang kita terhadap kenaikan harga barang dan jasa," ujar Achmad.

Halaman:

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah