Sejarah dan Peranan Toko Buku Gunung Agung Dalam Membangun Peradaban literasi Indonesia

- 27 Mei 2023, 09:17 WIB
Toko Buku Gunung Agung Berhenti Beroperasi
Toko Buku Gunung Agung Berhenti Beroperasi /

SUMEDANG BAGUS - Toko Buku Gunung Agung merupakan salah satu ikon toko buku terkemuka di Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan industri literasi di negara ini. Didirikan pada tahun 1953 oleh Tjio Wie Tay (Masagung), toko buku ini telah menjadi sebuah institusi yang penting dalam dunia penerbitan di Indonesia.

Awalnya, Gunung Agung beroperasi dari sebuah toko kecil di Jalan Kwitang No.13, Jakarta. Meskipun demikian, toko buku ini berhasil mencapai kesuksesan yang luar biasa dan melebihi penjualan rokok dan bir yang sebelumnya menjadi bisnis utama Masagung.

Pada tanggal 8 September 1953, Gunung Agung secara resmi diperkenalkan oleh Masagung melalui sebuah pameran buku pertama pasca kemerdekaan Indonesia. Dengan modal Rp500.000, Masagung berhasil memamerkan sekitar 10 ribu buku. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai hari lahir Toko Buku Gunung Agung, yang juga merupakan hari kelahiran pendirinya.

Seiring berjalannya waktu, Gunung Agung berkembang menjadi jaringan toko buku yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Toko-tokonya menjadi tempat favorit bagi pecinta buku dan penggiat literasi.

Baca Juga: Nadiem Makarim: Marketplace Guru Dapat Membantu Mengentaskan Nasib Guru Honorer

Gunung Agung dikenal dengan pelayanan yang ramah, kualitas buku yang terjamin, dan beragam koleksi buku yang ditawarkan. Toko ini menjadi destinasi yang tak tergantikan bagi mereka yang haus akan pengetahuan dan inspirasi.

Selain menjual buku, Gunung Agung juga menyelenggarakan berbagai acara literasi, seperti diskusi buku, peluncuran buku, dan seminar penulis. Hal ini bertujuan untuk memperkuat komunitas pembaca dan meningkatkan minat baca di Indonesia.

Prestasi Gunung Agung tidak hanya terbatas di Indonesia. Pada tahun 1965, toko buku ini bahkan membuka cabang di Tokyo, Jepang, memperluas jangkauannya di dunia internasional.

Baca Juga: Mengenal Walk In interview dan Tips Menghadapinya

Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno ternyata memiliki pengaruh yang signifikan dalam bisnis penerbitan Gunung Agung. Beliau menyadari betapa pentingnya kegiatan penerbitan dalam mencerdaskan bangsa, dan memberikan dorongan kepada Masagung untuk terus melanjutkan kegiatan tersebut.

Lebih dari itu, Bung Karno memberikan kepercayaan kepada Gunung Agung untuk menerbitkan dan memasarkan buku-buku beliau sendiri. Beberapa karya yang diterbitkan termasuk 'Di Bawah Bendera Revolusi', yang merupakan autobiografi Bung Karno, serta biografi Bung Karno karya Cindy Adams. Selain itu, Gunung Agung juga menerbitkan buku koleksi lukisan Bung Karno dalam 5 jilid, serta buku-buku lain yang membahas tentang pemikiran dan kontribusi Bung Karno dalam sejarah Indonesia.

Penerbitan buku-buku tersebut tidak hanya mengenalkan pemikiran revolusioner Bung Karno kepada masyarakat, tetapi juga membantu meningkatkan popularitas dan pengaruh Gunung Agung sebagai salah satu penerbit terkemuka di Indonesia.

Baca Juga: Potensi Energi Angin di Garut Mulai Dilirik Investor

Dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh Bung Karno kepada Gunung Agung membantu memperkuat reputasi dan kesuksesan mereka dalam memajukan peradaban literasi di Indonesia.

Bantuan dari Bung Karno tidak berhenti di situ. Masagung juga ditugaskan untuk menyediakan kebutuhan buku bagi masyarakat di Irian Barat selama periode Trikora.

Meskipun zaman telah berubah dan tantangan modernisasi semakin besar, Gunung Agung tetap menjadi bagian berharga dalam sejarah literasi Indonesia. Perjalanan toko buku ini mencerminkan bukan hanya kesuksesan sebuah perusahaan, tetapi juga dedikasi Masagung dalam membangun peradaban literasi di Indonesia.

Namun, seperti yang disebutkan dalam artikel, pada tahun 2023 Toko Gunung Agung resmi mengakhiri operasinya. Informasi lebih lanjut tentang alasan di balik penutupan toko buku tersebut tidak dijelaskan dalam artikel ini.

Baca Juga: Serba-Serbi Investasi Emas Batangan di Indonesia

Meskipun Gunung Agung telah tutup, warisan dan sumbangsih mereka dalam industri penerbitan dan literasi di Indonesia tetap berharga dan akan terus dikenang dalam sejarah literasi negara ini.***

Editor: Achmad Wirahadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x