Gregoria Mariska Mengejar Mimpi di Bulu Tangkis

- 19 Maret 2023, 15:54 WIB
Gregoria Mariska Tunjung
Gregoria Mariska Tunjung /dok.PBSI

SUMEDANG BAGUS - Gregoria Mariska Tunjung berhasil menyita perhatian di All England 2023 dengan lolos ke babak perempat final. Capaian itu sekaligus memecah kebuntuan tunggal putri Indonesia yang selama 10 tahun tak pernah lolos ke 8 besar All England. Gregoria Mariska memang sudah berprestasi sejak muda dengan gelar juara dunia junior pada 2017. Ia juga dianggap sebagai salah satu aset masa depan yang diharapkan bisa membawa tunggal putri Indonesia kembali berjaya. Tapi perjuangan Gregoria Mariska mengejar mimpi di bulu tangkis tidaklah mudah. Bahkan ia sampai harus jauh dari keluarga demi mengharumkan nama Indonesia lewat bulu tangkis.  

Gregoria bercerita bagaimana perjuangannya saat meniti karier bulu tangkis. Anak tunggal dari pasangan Gregorius Maryanto dan Fransiska Romana Dwi Astuti ini memilih bulu tangkis atas keinginannya sendiri. Berawal dari melihat tayangan bulu tangkis di televisi, pemain kelahiran 11 Agustus 1999 itu akhirnya tertarik dengan bulu tangkis. Berbekal raket yang dibelikan ayahnya, Gregoria pun coba-coba dengan memainkan bulu tangkis di depan rumah. "Kenal bulu tangkis umur 6 tahun. Cuma lihat-lihat aja kayak di TV gitu suka ada tayangan bulutangkis. Pertama kali banget ikut coba-coba (main bulu tangkis) umur 7 tahun, tapi belum intens untuk diarahkan ke situ. Jadi cuma di depan rumah," ucap Gregoria.

Baca Juga: Indonesia Akan Berhadapan Dengan China DI All England 2023

"Bulu tangkis ini pilihan aku sendiri. Karena anak kecil kan, apa aja yang dilihat trus senang, jadi minta bapak beliin raket. Trus waktu itu setiap sore di depan rumah main-main. Udah gitu doang, belum yang serius," lanjutnya. Tetapi, sejak saat itu bakatnya pun mulai terasah. Meski tidak memiliki garis keturunan pebulutangkis secara langsung dari orangtuanya, ia mendapat dukungan penuh. Hingga akhirnya Gregoria mendapat pinangan dari klub PB Mutiara di Bandung. Lahir dan besar di Wonogiri, Jawa Tengah, membuat ia harus pindah ke Bandung dan berpisah jauh dengan kedua orangtuanya.

Gregoria Mariska awalnya belum mau ke Bandung karena tak bisa jauh dari orang tuanya.   "Sebenarnya awal aku keterima di Mutiara aku enggak mau masuk asrama. Aku enggak bisa jauh dari bapak dan ibu. Jadi tinggal di rumah di Wonogiri, tapi klubnya Mutiara. Setiap aku main turnamen, aku dibiayai full sama Mutiara, cuma aku belum mau asrama," kata Gregoria.

Baca Juga: All England 2023 Tanpa Gideon dan Kevin

Namun pada 2010 tepatnya pas kelas 6 SD, Gregoria baru memutuskan mau pindah ke Bandung dan hidup asrama di klub PB Mutiara. Kekasih Mikha Angelo itu mengaku hampir selalu menangis di setiap malamnya karena kangen orang tua.   "Nangis, benar-benar kayak tiap malem tuh anak bapak dan ibu banget, tidur harus dikelonin, dipukpukin. Itu kan aneh ya karena di asrama udah enggak bisa gitu lagi. Apa-apa dulu di rumah disiapin bapak dan ibu, kayak setiap latihan aku cuma tinggal berangkat gitu kan," kata Gregoria sambil mengenang masa remajanya.

Setelah berjuang selama 1,5 tahun, Gregoria mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut. Ia mulai terbiasa dengan hidup mandiri karena terbantu kehadiran teman-teman sebaya yang ada di klub PB Mutiara.***

 

Editor: Helmi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x