Sejarah Thrift Shop Di Dunia Dan Indonesia (Bagian Satu)

- 13 Maret 2023, 20:12 WIB
/

 

SUMEDANG BAGUS - Belakangan ini istilah thrifting menjadi populer di masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Thrifting sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kegiatan berbelanja barang-barang bekas yang masih memiliki kualitas bagus, baik pakaian, sepatu, tas, dan barang lainnya. Di Indonesia, kegiatan thrifting lebih akrab disebut sebagai awul-awul dan telah ada sejak lama. Namun, saat ini thrifting kembali menjadi tren akibat kemudahan akses internet yang mendorong perkembangan penjualan barang bekas berbasis online. Thrifting menjadi salah satu kegiatan yang populer belakangan ini, banyak pelaku bisnis yang berlomba-lomba untuk membuka usaha jenis ini.

Baca Juga: Barang Thrift Shop Akan Disita Dan Dimusnahkan

Nah, jika kamu juga tertarik untuk membuka usaha thrift, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini. Apa Itu Thrifting? thrift merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris,  jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ‘hemat’. Sementara thrifting adalah kegiatan berbelanja barang-barang bekas pakai demi mendapatkan harga yang lebih murah atau barang yang tidak biasa ada di pasar. Meski pada dasarnya thrifting berarti membeli barang-barang bekas, namun bukan berarti kualitas barang yang dijual sudah tidak bagus. Barang-barang yang dijual dalam thrift harus dalam kondisi dan kualitas yang baik. Bahkan, beberapa barang yang dijual di thrift adalah barang-barang unik dan langka yang susah ditemukan. Beberapa barang yang biasa dijual di thrift, yakni pakaian, tas, jam tangan, sepatu, buku, perhiasan, hingga alat-alat rumah tangga.

Baca Juga: Tas Hermes Paling Mahal, Harganya Segini

Sejarah thrifting diperkirakan sudah ada sejak tahun 1300-an di Inggris. Pada saat itu, istilah thrift merujuk pada fakta atau kondisi berkembang, kemakmuran, tabungan. Menurut The State Press, istilah thrifting mengacu pada penggunaan sumber daya secara hati-hati untuk menjadi makmur. Pada pertengahan abad ke 19, thrifting dikenal sebagai kegiatan penggalangan dana untuk disumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dipengaruhi oleh berdirinya organisasi seperti Salvation Army dan Goodwill.

Baca Juga: Turis Rusia dan Ukraina Nakal di Bali

Popularitas thrifting semakin meningkat sebagai dampak dari Perang Dunia I dan II yang kemudian semakin berkembang dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia hingga saat ini. Di Indonesia, thrifting lebih dikenal sejak lama sebagai awul-awul. Dahulu, thrifting dikenal sebagai kegiatan belanja barang bekas yang dilakukan oleh kalangan menengah ke bawah. Namun, berkat perkembangan teknologi dan tren zero waste yang berkembang saat ini, thrifting menjadi salah satu kegiatan yang populer dan digemari oleh anak muda.

Untuk melacak embrio kemunculan thrift shop ini, kita dapat melangkah mundur ke paruh abad 18 yakni era revolusi industri pertama (1760 - 1840) di Eropa dan Gelombang imigrasi di Amerika.(Bersambung)***

Halaman:

Editor: Helmi Surya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x