Save the Children Bersama LPBI NU Jabar Latih Siaga Bencana di Sekolah-Sekolah di Cianjur

- 26 April 2023, 14:45 WIB
Beberapa Siswa di Kabupaten Cianjur Berlatih Siaga Bencana
Beberapa Siswa di Kabupaten Cianjur Berlatih Siaga Bencana /Purba Wirastama/Purba Wirastama / Save the Child

SUMEDANG BAGUS - Berdasarkan data Laporan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), terdapat 880 satuan pendidikan yang terdampak bencana gempa di Kabupaten Cianjur November 2022 lalu. Tak hanya itu, 1.716 siswa dan 556 guru terluka, serta 45 siswa dan 11 guru meninggal dunia.


Berbagai cara pun dilakukan untuk memulihkan fisik bangunan sekolah di Cianjur maupun psikis siswa serta guru pasca gempa tersebut. Salah satunya yang dilakukan Save The Children Indonesia bersama LPBI NU Jawa Barat yang melakukan pelatihan untuk penguatan SPAB di Kabupaten Cianjur.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ingatkan agar ASN di Jabar Tidak Flexing Pamer Kekayaan

Bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang digagas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan tema "Sustainable Resilience" atau "Ketahanan Berkelanjutan", Save The Childern bekerja sama dengan LPBI NU Jabar mendukung Disdikpora Kabupaten Cianjur untuk melakukan Pelatihan Pendidikan di Situasi Darurat, Pelatihan Fasilitator Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial, serta Pelatihan Sekolah Aman untuk penguatan SPAB kepada 25 sekolah.

Para siswa di 4 SD dan 6 SMP dari 25 sekolah tersebut ternyata masih belajar di bawah tenda. Karenanya, para kepala sekolah, komite sekolah, dan guru didorong untuk mengikuti pelatihan tersebut agar siaga jika terjadi bencana.

“Gempa Cianjur terjadi saat proses belajar mengajar masih berlangsung di beberapa sekolah. Banyak warga sekolah yang tidak mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana. Alhasil, banyak anak dan guru yang terluka, bahkan meninggal karena gempa. Kami melihat urgensi kesiapsiagaan bencana di sekolah dan mendukung Disdikpora Cianjur dalam pelatihan SPAB supaya seluruh warga sekolah memahami cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana,” tutur Chief of Advocacy, Campaign, Communication, Media - Save the Children Indonesia, Troy Pantouw.

Organisasi tersebut juga mendampingi 25 sekolah untuk menyusun dokumen Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah, yang berisi sejarah bencana, tim siaga bencana, peta jalur evakuasi, hingga perencanaan skenario bencana. Setelah penyusunan dokumen tersebut selesai, sekolah diharuskan melakukan simulasi bersama agar semua guru hingga siswa mempunyai kapasitas siap siaga bencana.

Halaman:

Editor: Budi Hartati

Sumber: Save The Children


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah