Bandung Pantas Macet Parah, Kendaraan Hampir Setara Jumlah Penduduk

- 21 Februari 2023, 17:28 WIB
Arus lalu lintas di Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja (Flyover Pasupati) Kota Bandung macet panjang, Sabtu 11 Februari 2023 sore.
Arus lalu lintas di Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja (Flyover Pasupati) Kota Bandung macet panjang, Sabtu 11 Februari 2023 sore. /NETIZEN PRFM

SUMEDANG BAGUS - Setiap hari kemacetan di Bandung bertambah parah, kendaraan yang memadati ruas jalan biasanya terjadi pada jam keberangkatan kerja dan pada jam pulang kerja. Kemacetan ini tak terhindarkan lantaran kendaraan pada setiap tahunnya bertambah namun pertumbuhan ruas jalan tidak bertumbuh signifikan.

Jumlah kendaraan di Kota Bandung mencapai 2,2 juta unit, sementara populasi penduduk 2,4 juta jiwa. Angka tersebut jika dibandingkan nyaris 1:1. Hal ini yang kerap menjadi alasan kemacetan selalu terjadi di Kota Bandung. Dilansir dari berita Antara.com pada Kamis 9 Februari 2023, “Volume kendaraan saat ini yang berdomisili Kota Bandung saja mencapai 2,2 juta unit dengan 1,7 juta motor dan 500 ribuan jumlah mobil, nyaris setara dengan masyarakat,” ungkap Kabid Lalu Lintas dan Perlengkapan Jalan Dishub Kota Bandung Khairul Rizal.

Baca Juga: Dr. Nuryadi Calon Tunggal Ketua Umum KONI Kota Bandung Periode 2023-2027

Rizal mengatakan bahwa salah satu takaran tingginya volume kendaraan di Bandung bisa di pantau dari pergerakan kendaraan di persimpangan Kiaracondong – Soekarno Hatta. Menurut Rizal ada banyak pemukiman di wilayah timur yang menjadikan warga mengandalkan jalan Soekarno Hatta menuju pusat kota. Ada 29 ribu kendaraan dari timur menuju menuju utara di simpang itu pada pukul 06.00 – 09.00 WIB, sementara dari timur ke barat mencapai 22 ribu kendaraan. Artinya dominan di jam keberangkatan kerja itu hampir 50 ribu hanya dalam 3 jam.

Baca Juga: Titik Api Terekam di Kawah Gunung Tangkuban Parahu

Rizal mengimbau agar warga beralih ke transportasi publik, karena menurutnya kendaraan pribadi menjadi salah satu faktor kemacetan ini. “Kita mengeluh akan kemacetan ini, sementara kita lupa bahwa kemacetan ini terjadi akibat kendaraan pribadi, jadi siapa yang menyumbang kemacetan?, ya kita sendiri,” ungkap rizal.

Sementara itu, menurut beberapa warga yang menggunakan kendaraan pribadi berdalih bahwa menggunakan kendaraan pribadi lebih nyaman, cepat dan lebih hemat biaya. Deni seorang warga Cileunyi yang setiap hari pergi ke kantornya di kawasan Dago mengatakan "Kalau dari Cileunyi ke Dago mah, kalau pakai angkot lebih mahal, naik bis bisa saja tapi tetap harus sambung sambungan dan selain mahal juga waktunya jadi molor." pungkasnya.***

Editor: Helmi Surya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah